HIMA-PET UIN SUSKA
Himpunan mahasiswa Peternakan Universitas Islam Negeri Riau
Selasa, 13 November 2012
Jumat, 12 Oktober 2012
Mahasiswa Peternakan UIN Kemah ke Kampar: Andika: Kita harus berbagi Ilmu
Jumat, 06 Januari 2012
Bahan kuliah semester 3 tahun 2011-2012
bahan bahan kuliah semester 3 ilmu peternakan uin suska riau dapat di download di sini :
agrohistologi = http://www.4shared.com/rar/LEFZhshs/agros.html
agrohistologi = http://www.4shared.com/rar/LEFZhshs/agros.html
manajemen pangan halal = http://www.4shared.com/rar/446BMxXP/mapala.html
studi kelayakan usaha = http://www.4shared.com/rar/EteSoz1d/sku.html
kesehatan ternak = http://www.4shared.com/rar/B3ss08E9/kester.html
ilmu reproduksi ternaj perah = http://www.4shared.com/rar/3G4ssE9u/perah.html
ilmu tilik dan tingkah laku ternak = http://www.4shared.com/rar/59QdYs7C/ilmu_tilik_dan_tingkah_laku_te.html
semoga bermanfaat dan kita semua dapat menjalan kan UAS dengan sebaik baiknya.
semoga bermanfaat dan kita semua dapat menjalan kan UAS dengan sebaik baiknya.
Minggu, 11 Desember 2011
penafsiran umur ternak
Pengetahuan tentang umur pada suatu peternakan sapi mempunyai arti penting, karena berhubungan dengan biaya dan waktu hewan tersebut masih bisa dipelihara. Penafsiran umur ini dapat dilihat menggunakan metode pengamatan pada pergantian dan keterasahan gigi seri, wawancara dengan pemillik ternak, recording, mengamati saat jatuhnya tali pusar, dan munculnya cincin tanduk serta melihat pertumbuhan bulu dan tingkah lakunya.
Kamis, 21 Juli 2011
Minggu, 08 Mei 2011
ZAT ANTI NUTRISI
Tidak semua hijauan makanan ternak (HMT) atau biji cereal, dan tanaman lainya yang ada disekitar dapat diberikan untuk pakan ternak kita. Ada sebagian yang membutuhkan beberapa proses terlebih dahulu agar dapat diberikan ke ternak. Bahkan sebagian tidak boleh diberikan sama sekali karena mempunyai kandungan racun.
Beberapa senyawa bisa menjadi tidak aktif dengan berbagai proses seperti pencucian, perebusan atau pemanasan. Apabila panas digunakan untuk menginaktifkan senyawa antinutrisi perlu dipertimbangkan agar tidak merubah kualitas nutrisi bahan pakan, tetapi ada beberapa kejadian kalau digunakan panas yang ekstrim bisa juga berperan untuk membentuk senyawa toksik.
Adanya senyawa anti nutrisi dalam bahan pakan dapat menjadi pembatas dalam penggunaannya dalam ransum, karena senyawa antinutrisi ini akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tergantung dosis yang masuk
Rabu, 27 April 2011
Transfer Embrio
A. PENGERTIAN TRANSFER EMBRIO
Teknologi TE (transfer embrio) pada sapi merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB). Pada prinsipnya teknik TE adalah rekayasa fungsi alat reproduksi sapi betina unggul dengan hormon superovulasi sehingga diperoleh ovulasi sel telur dalam jumlah besar. Sel telur hasil superovulasi ini akan dibuahi oleh spermatozoa unggul melalui teknik IB sehingga terbentuk embrio yang unggul. Embrio yang diperoleh dari donor dikoleksi dan dievaluasi, kemudian ditransfer ke induk resipien sampai terjadi kelahiran. TE memungkinkan induk betinaunggul memproduksi anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan melahirkan. TE dapat mengoptimalkan bukan hanya potensi dari jantan saja tetapi potensi betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada proses reproduksialamiah, kemampuan betina untuk bunting hanya
Teknologi TE (transfer embrio) pada sapi merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB). Pada prinsipnya teknik TE adalah rekayasa fungsi alat reproduksi sapi betina unggul dengan hormon superovulasi sehingga diperoleh ovulasi sel telur dalam jumlah besar. Sel telur hasil superovulasi ini akan dibuahi oleh spermatozoa unggul melalui teknik IB sehingga terbentuk embrio yang unggul. Embrio yang diperoleh dari donor dikoleksi dan dievaluasi, kemudian ditransfer ke induk resipien sampai terjadi kelahiran. TE memungkinkan induk betinaunggul memproduksi anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan melahirkan. TE dapat mengoptimalkan bukan hanya potensi dari jantan saja tetapi potensi betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada proses reproduksialamiah, kemampuan betina untuk bunting hanya
Langganan:
Postingan (Atom)